Teaching Factory di SMK sebagai Sarana Membentuk Karakter Wirausaha sejak dini Oleh : Sri Kariyani, S.TP
Ketersediaan SDM (Sumberdaya Manusia)
yang terampil serta memiliki soft skill yang bagus menjadi sasaran pemerintah
melalui kebijakan peningkatan mutu yang ada di SMK. Dengan adanya teaching
factory dimaksudkan untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki karakter
kewirausahaan (enterpreneurship).
Model pembelajaran Teaching
Factory (TeFa) merupakan konsep pembelajaran yang sesungguhnya yang diharapkan mampu
menjembatani pengetahuan yang diberikan disekolah dengan kebutuhan industry.
Karena dalam pelaksanaannya, pembelajaran model Tefa ini mengupayakan dan
menumbuhkan etos kerja, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan
kejujuran yang sangat dibutuhkan di dunia industry maupun dunia usaha saat ini.
Di SMK Negeri 1 Bawen pelaksanaan Tefa merupakan
bagian dari Unit Produksi di setiap kompetensi keahlian, di sini siswa
dipersiapkan tidak hanya menjadi tenaga kerja namun menjadi pelaku usaha yang
tidak hanya bisa memproduksi barang dan jasa melainkan mulai dari perencanaan,
produksi hingga menjual/ memasarkan produknya baik secara off line maupun secara online.
Bahkan kegiatan pemasaran ini tidak hanya dilakukan pada kegiatan di Tefa saja
namun sudah sampai pada kegiatan pembelajaran setiap hari pada mata pelajaran
yang bisa menghasilkan produk yang bisa dipasarkan.
Dengan konsep demikian siswa sudah terlatih untuk
menjadi pelaku usaha yang diharapkan bisa dipraktekkan setelah mereka lulus
dari sekolah, sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Namun demikian ada
baiknya perlu kerjasama lebih luas antara SMK dan industry dalam pembelajaran Teaching Factory karena akan memiliki dampak
positif untuk membangun mekanisme kerjasama (partnership) secara
sistematis dan terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory didunia pendidikan bisa menjaga
keselarasan dan menjadi pintu gerbang kerjasama yang selaras antara dunia industri
dan dunia usaha.
Selain itu dengan TeFa peserta didik diajarkan untuk
mandiri agar mampu menjadi pionir wirausaha-wirausaha muda yang memiliki
dedikasi, etos kerja semangat, disiplin dan kejujuran yang tinggi membangun
usahanya. Karena tidak bisa kita pungkiri di masa Covid 19 kemarin seluruh
sektor merasakan dampaknya, di dunia pendidikan pembelajaran dijalankan secara
daring dan itu sangat tidak mendukung bagi siswa SMK karena kompetensi hard
skill tidak terasah dengan baik, sehingga pemanfaatan Teaching Factory harus dioptimalkan untuk
mengejar ketertinggalan. Di dunia usaha banyak perusahaan besar yang justru mengalami kerugian
dan akhirnya bangkrut karena dampak dari adanya Covid 19, namun kita
bisa melihat bahwa UMKM dan usaha perorangan yang notabene merupakan industri
rumahan justru bisa bertahan dan bahkan bisa berkembang walau pandemi sudah
usai dan kehidupan New Normal mulai dijalankan.
Pemerintah melalui Kementrian Pariwisata sedang
giat-giatnya menggalakkan kegiatan UMKM dan kewirausahaan yang balance dengan
dunia pariwisata. Sehingga keduanya bisa berjalan beriringan saling menguatkan dan
ini menjadi peluang besar bagi sekolah sekolah khususnya SMK untuk
mengembangkan Teacing Factory atau
unit usaha yang ada di sekolahnya masing masing.
